20 January 2011

APBD Tidak Untuk Klub Profesional

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri
Dalam Negeri Gamawan Fauzi
mengatakan, klub-klub sepak bola
profesional tak boleh lagi
menggunakan dana anggaran
pendapatan dan belanja daerah
(APBD). Sebelum peraturan baru
dibuat, Permendagri 59 Tahun 2006,
yang mengatur penyaluran dana
APBD untuk cabang-cabang olahraga
dikelola oleh KONI dan KONIDA.
"Anggaran daerah langsung diberikan
kepada klub sepak bola itu tidak
boleh," kata Gamawan di Istana
Presiden kemarin.
Gamawan mengatakan bakal
mengevaluasi kembali soal aturan itu
untuk klub-klub sepak bola. Saat ini
bantuan itu diberikan kepada KONI.
Induk organisasi olahraga nasional itu
yang kemudian menyerahkan kepada
klub sepak bola yang ada di
bawahnya. Tapi, nantinya, KONI tidak
akan membantu lagi.
Gamawan mengatakan, larangan
penggunaan APBD bagi klub-klub
profesional dikeluarkan karena
mereka dianggap bisa mencari uang
sendiri. Ia juga mengatakan telah
membahas larangan penggunaan
dana APBD itu bersama Menteri
Pemuda dan Olahraga Andi Alifian
Mallarangeng. "Saya sudah bicara
dengan Menpora, kan mereka tidak
membutuhkan dana APBD lagi,"
katanya.
Menurut Gamawan, klub profesional
seyogianya tidak dibantu dengan
dana ABPD dan harus mandiri.
Namun, klub-klub sepak bola yang
tidak profesional, pembinaan dan
pelatihannya boleh dibantu oleh
KONI. Melalui KONI, bantuan daerah
itu dianggap sebagai bantuan
olahraga.
Gubernur Kalimantan Timur Awang
Faroek Ishak mendukung jika dana
APBD di kabupaten dan kota
dihentikan untuk membantu klub
sepak bola profesional. Awang juga
mengungkapkan bahwa klub sepak
bola sudah harus memulai untuk
tidak menggantungkan dana
operasionalnya pada anggaran
daerah.
"Saya berharap klub sepak bola bisa
lepas dari APBD," kata Awang
kemarin. Tapi ia menyatakan,
penghentian pengucuran dana APBD
kepada klub sepak bola tak bisa
dilakukan serta-merta. Ia
melanjutkan, perlu ada jeda waktu
untuk menghentikan pengucuran
dana sehingga klub bisa bersiap diri
mencari sumber dana lain untuk
membiayai tim.
Seperti saat ini, Awang
menambahkan, klub sangat
bergantung pada dana APBD.
Seharusnya, tuturnya, dana bantuan
pemerintah daerah itu sifatnya
mendukung. "Jangan jadi gantungan
klub bola."
Untuk masa mendatang, Awang
berpendapat pemerintah daerah
masih akan tetap memberi bantuan.
Tapi tak mungkin bantuan tersebut
besarannya semakin bertambah. "Ini
kan sifatnya mendukung, jadi setiap
tahun berkurang sampai nanti benar-
benar bisa mandiri."
Ada tiga klub dari Kalimantan Timur
yang berkompetisi di Liga Super
Indonesia saat ini, yaitu Persisam
Putra Samarinda, Persiba Balikpapan,
dan Bontang FC. Mereka masih
mengandalkan dana pemerintah
daerah untuk operasional. Persisam,
misalnya, untuk kompetisi musim
2010/2011 mengajukan dana Rp 25
miliar.

No comments: