07 January 2011

Kurnia Meiga


Dua tahun lalu, Kurnia Meiga dikenal sebagai kiper muda yang tempramental dan suka bikin ulah.
Hukuman Komdis PSSI pun sempat
dirasakan pemain berumur 20 tahun
ini. Dia dilarang aktif di sepak bola
selama 1 tahun meskipun direvisi
menjadi 5 bulan plus denda Rp 50
juta.
Kini semuanya berubah, diluar dan
didalam lapangan, kiper Arema
Indonesia itu jauh lebih tenang. Dia
santun, tak mudah emosi, dia juga
lebih percaya diri mengawal
gawang Arema.
Hasilnya, pada akhir musim ini,
kiper dengan nama lengkap Kurnia
Meiga Hermansyah itu dinobatkan
sebagai pemain terbaik Djarum
ISL 2009/10. Menyingkirkan nama-
nama tenar yang lebih lama malang
melintang di sepak bola nasional.
Seperti Aldo Baretto, Cristian
Gonzales, dan Ricardo Salampessy.
Apa yang membuat Kurnia bisa
berubah drastis seperti itu? Dengan
jujur, dia berucap semua karena
Aremania. Lajang bertinggi 184 cm
ini mengakui memang tidak ada
tuntutan keras dari Aremania bahwa
dia harus selalu dalam performa
terbaik. Namun kedekatan personal
dengan Aremania, membuatnya
selalu tertantang untuk memberikan
yang terbaik.
PS Urakan merupakan klub amatir
pertama Kurnia Meiga. Lucunya, di
klub itu posisi awal dia bukan
seorang kiper, melainkan striker.
Pada satu kesempatan, ada
kecelakaan di timnya. Kiper tidak
ada, Kurnia Meiga dicoba sebagai
kiper. Tak diduga, dia bisa
menunjukkan talenta yang luar
biasa. Sejak itulah posisi kiper
digelutinya.
Bergabung ke Diklat Ragunan,
Jakarta membuat talentanya makin
terasah. Dia mendapatkan
gemblengan penuh untuk menjadi
kiper yang bisa diandalkan. Hingga
akhirnya dia juga merasakan
bermain di timnas U-19 dan U-23.
Lonjakan karir Kurnia Meiga terjadi
ketika Arema Indonesia
merekrutnya. Musim pertama,
memang masih banyak rintangan.
baru di musim kedua, namanya
berkibar. Pergantian pelatih di kubu
Arema Indonesia ke Rene Robert
Alberts di musim ini menjadi faktor
krusial yang membuat namanya
makin tenar.
Tangan dingin pelatih asal Belanda
itu sukses mengasah potensi terbaik
kiper kelahiran Jakarta ini. “Menner
Londo itu berani memberi
kesempatan pemain muda,”
katanya.
Dibawah mantan pelatih timnas
junior Korea Selatan itu, Kurnia
Meiga yang awalnya diplot sebagai
kiper cadangan buat Markus
Harison, naik pangkat menjadi kiper
utama. “Dia punya talenta yang luar
biasa,” kata Robert Alberts.
Diakui oleh Robert Alberts, Kurnia
punya potensi untuk menjadi kiper
terbaik di Asia. Alasannya potensi
dan skill yang dimiliki di atas rata-
rata. “Seharusnya dia keluar dari
Indonesia dan mencoba di tim-tim
luar negri. Jika tetap disini, untuk
menjadi yang terbaik di Asia, sangat
susah terjadi,” jelas pelatih yang
sudah malang melintang di negara-
negara Asia ini.
Kurnia tahu soal itu, namun dia tidak
mau berpikir yang muluk-muluk
dulu. Buatnya, menjadi kiper
tangguh di Indonesia dan dipercaya
menjadi kiper timnas senior,
menjadai targetnya yang paling
realistis dulu.
“Di timnas tak mudah, banyak kiper
senior yang berpengalaman. namun
aku tertantang untuk
membuktikannya terlebih dulu,”
tutup Kurnia.

No comments: